Labels

Thursday 28 March 2013

Dibalik Kisah

Oleh: Zaimuddin Ahya'
Entah bagaima aku melupakan tulisanmu. Mungkin mulai hari ini aku tak akan melihat tulisanmu memenuhi kotak masuk di handphone ku. Tepatnya, kemarin, terakhir aku membaca tulisan yang membuat mulut ini bergerak-gerak laksana paruh burung prenjak yang melihat pisang.
Hubungan kita yang begitu rahasia, mungkin alam pun tak tau. Yah, kisah kita dimulai dari sms dan berakhir dengan sms. tanpa suara. tanpa tatap muka.
Waktu itu, sebenarnya aku menaruh perhatian sejak pertama melihatmu. Tapi, hingga beberapa bulan belum ada komunikasi diantara kita, karena tak ada “kebetulan” yang terjadi dan kita punya sifat yang sama. Yaitu, pemalu. Jadi tak ada tegur sapa. walaupun kita sering berpapasan. Karena kebetulan satu kampus.
Ratri, itulah sebutanmu. Teman-temanmu akrab memanggilmu. Begitu pula aku, walaupun cuma dalam hati. sedangkan mulut ini tersipu malu tak mampu bergema sedikitpun, bahkan mungkin sampai sekarang.
Aku masih ingat sekali. Iya, sore itu, diam-diam aku mencatat nomermu yang tertulis dalam lembaran absen kegiatan yang kita ikuti. Diskusi sore yang diselenggarakan oleh salah satu UKM (unit kegiatan mahasiswa). Tapi, nomermu hanya menjadi hiasan mati dalam kontak handphone ku. Tak ada keberanian menghubungimu.
Hingga pada suatu malam. Malam idul fitri, malam sms bertebaran. Berisi ucapan selamat dan maaf. Tiba-tiba muncul sebuah inspirasi. Aku mengirim sms ke nomermu. Ternyata sambutan baik yang kuharap terjadi. Kamu membalasnya. Dan, malam itulah yang menjadi awal kisah kita.
Hari ini aku mencoba mengenang, setidaknya itu indah bagiku. Dari malam itu, lama-lama aku dan kamu tambah akrab. Aku senang dengan hal itu dan mungkin kau juga senang, karena seakan tulisanmu berkata seperti itu.
“Aneh tapi nyata”, itu yang ku rasakan, mungkin tak jauh beda dengan dirimu. Begitu akrabnya di sms tapi seperti tak kenal ketika bertatap mata. Malu, mungkin itu. Setiap hari tak pernah kita tak saling sapa. Sapaan itu menjadi lebih intim. Bagaimana tidak? Hanya aku dan kamu yang tau.
Akhirnya benar, kita seperti Laila-Majnun, hanya berkata lewat tulisan dan mencuri pandang dari kejauhan. Walaupun aku tak pernah mengungkapkan cinta, begitu pula dirimu. Tapi kata-kata mesra yang tertulis itu sudah lebih mewakili isi hati.
Entah, kenapa tiba-tiba kamu berubah. Tepatnya kemarin sore, aku kaget membaca sms mu
“Kak, aku tak lagi percaya kepadamu, kamu hanyalah perayu wanita yang busuk dan aku adalah korban.”
Langit seakan mendadak gelap, aku pun mencoba menjelaskan. Tapi, seakan anggapan itu telah terpatri dalam sanubarimu. Sejak saat itulah, wajah ini tak pernah senyumm-senyum sendiri layaknya orang gila.
Sebenarnya hari aku masih menunggu, tapi itu percuma. Pikiranku masih terpusat pada Ratri. Tak Teresa matahari telah berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Ternyata aku melamun seharian, mengenang kisah itu.
“Dika, kenapa dengan dirimu, tak biasanya kamu merenung seharian, pasti tentang Ratri?”
Suara Syukur yang perlahan mendekatiku. Syukur adalah satu-satunya teman yang tau hubungan ku dengan Ratri. Selama ini aku selalu cerita kisahku kepadanya.aku tak menjawab, langsung ku kasihkan handphonep ku kepadanya.
“Sabar ya bro, mungkin dia bukan jodohmu” lanjut Syukur menasehatiku
Tak tau, tapi setelah mendengar nasehatnya rasanya aku punya semangat baru. Aku pun bertekad untuk melupakan kisah itu.

“ Kur, ayo kita besok jalan-jalan, sekedar menyegarkan otak. Pumpung besok libur kuliah”

“Siap bos” jawab Syukur semangat
Pagi ini begitu cerah, rasanya jadi tambah semangat jalan-jalan.
“Dring..dring..” 

Mataku seakan mau copot, sms dari Ratri
“Kak, kemarin bukan aku menuduh tanpa bukti. Syukur yang mengatakn itu semua padaku”
Darahku mendidih seketika, tega sekali Syukur kepadaku, kenapa?. Baergegas aku kerumah Syukur.

“Aku tak menyangka begitu tega kamu Kur, kamu ngomog apa ama Ratri”
Syukur bungkam dan menggigil
“Jawab kur!!” bentak ku keras
Bibirnya mulai bergerak, berusaha menjawab
“A..a..aku mencintaimu”
Sungguh aku tak percaya, ternyata Syukur seorang “Homo seksual”









No comments:

Post a Comment

Blogroll